Minggu, 20 Juni 2010

Sensor Gas

Sensor Gas

Sudah semakin banyak di pasaran telah beredar pengindra gas semikonduktor dari jepang dengan harga yang bermacam-macam dari yang murah sampai yang mahal dan mudah diperoleh untuk pendeteksi gas berbahaya. Tentunya dibedakan oleh sensitivnya sensor tersebut, semakin mahal sensor maka sensitivitasnya semakin bagus.Pengindera gas tersebut bekerja dengan semakin tinggi konsentrasi gas maka resistansinya semakin rendah.

Beberapa macam pengindra gas yang beredar di pasaran antara lain adalah

1) dari sensor jenis AF antara lain: AF 30,AF 50, dan AF 56, ketiga tipe sensor tersebut

mempunyai reaksi terhadap daftar gas yang sama yaitu senyawa halogen, alcohol, propane, metan, buton, bensol, dan juga beberapa senyawa zat lemas organic bentuk gas seperti amoniak, lpg, karbon monoksida. Beda diantara ketiganya terletak pada kepekaan dari masing-masing gas. Misalnya AF 30 sangat peka terhadap asap rokok, AF 50 sangat peka terhadap methana dan buton, dan AF 56 sangat peka terhadap LPG.

2) Dari sensor jenis HS antara lain: HS 133 yang sangat peka terhadap LPG dibandingkan dengan gas-gas lainya seperti CO, alkohol, methana, dan asap rokok, HS 134 yang sangat peka terhadap gas CO dibandingkan dengan gas lainnya.

Cara Kerja HS 133

HS 133 mempunyai 6 pin, 4 diantaranya digunakan untuk menangkap sinyal, dan 2 yang lain untuk pemanas. Pencium utama pada rangkaian pendeteksi gas ini adalah sebuah sensor gas HS 133 yang di dalamnya terdapat kawat pemanas (heater) dari bahannichrome yang berbentuk miniatur dengan nilai resistansi nominal 33 ohm, permukaan sensor dilapisi dengan dioxide (SnO2) yang tahan terhadap panas. HS 133 ini sangat peka terhadap lpg dan cara kerjanya sederhana. Jika molekul gas menyentuh permukaan sensor maka satuan resistanssinya akan mengecil sesuai dengan konsentrasi gas. Sebaliknya, jika konsentrasi gas menurun akan diikuti dengan semakin tingginya resistansi maka tegangan keluarannya akan menurun. Dengan demikian perubahan konsentrasi gas dapat mengubah nilai resistansi sensor dan juga akan mempengaruhi tegangan keluarannya juga, perbedaan inilah yang dijadikan acuan bagi pendeteksi gas berebahaya ini.

Sumber: http://ionozer.blogspot.com/2010_01_01_archive.html

0 komentar:

Posting Komentar

Arhy Blog. Diberdayakan oleh Blogger.