Selasa, 22 Juni 2010

LEM KAYU LAPIS DARI LIMBAH PULP

Dalam industri pulp, kulit kayu akasia (Acacia Mangium) masih menjadi limbah yang dianggap tidak bernilai, padahal sebuah pabrik pulp rata-rata bisa menghasilkan 500 ton limbah kulit kayu.Penelitian menemukan bahwa limbah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai perekat dalam produk kayu lapis karena polyphenol alam tannin yang berguna dalam proses perekatan kayu lapis.Inovasi ini mengusulkan substitusi perekat UF (Urea Formaldehid) yang digunakan sampai sebanyak 60% yang berpotensi menekan biaya komponen perekat pada proses produksi kayu lapis, sekaligus dapat mengurangi tingkat emisi formalin dari produk kayu lapis .Prof.Dr.Ir.Bambang Subiyanto, MSc Peneliti dari LIPI mengulas “Lem kayu lapis dari limbah PULP “ dalam Siaran IPTEK VOICE,di RRI Pro 4 ,92.8 FM , Rabu 16 Juni 2010, pukul 08.30 – 09.00WIB .

Bambang Subiyanto menjelaskan bahwa kayu lapis terbuat dari kayu yang sudah diiris menjadi lembaran kemudian di lembaran demi lembaran itu direkatkan dengan lem yang biasa di masyarakat dikenal dengan Polywood, Polywood ini banyak di export ke luar negeri dan ada juga di dalam negeri biasa di pakai di industri furniture. Dalam proses produksi kayu lapis penggunaan lem perekat merupakan biaya produksi utama, dan selama ini masih menggunakan lem perekat standar .Lem perekat kayu lapis di Indonesia ada 2 jenis yaitu UF (Urea Formaldehid) dan VF (Venol Formaldehid) namun yang banyak di pakai adalah lem perekat UF (Urea Formaldehid) yang hasil dari limbah petroleum dari hasil tambak.

Ia juga mengatakan bahwa pada prinsipnya lem perekat UF (Urea Formaldehid) ini sering memancarkan emisi yaitu Gas Formalin, hal ini tidak baik untuk kesehatan oleh sebab itu lem ini harus dicampur dengan limbah kulit kayu untuk mengurangi gas formalin yang beracun tersebut.

Pohon kayu akasia (Acacia Mangium) yang ditanam di hutan industri bisa tumbuh 6 tahun sudah bisa di tebang, karena tumbuhan ini cepat tumbuh , berbeda dengan tanaman pohon jati yang sampai puluhan tahun. Dari limbah kulit kayu akasia (Acacia Mangium) ini dapat digunakan untuk bahan Lem perekat kayu lapis, ada beberapa keuntungan dari pemanfaatan limbah kulit kayu ini yaitu:

  1. Dapat mengurangi emisi gas Formalindehida
  2. Dapat meningkatkan nilai tambah dari limbah itu sendiri
  3. Dapat menguraingi biaya produksi kayu lapis

Proses pembuatan lem perekat kayu ini yaitu limbah kulit kayu digiling sampai menjadi serbuk yang halus seperti powder kemudian lem UF ( Urea Formaldehid) yang biasanya cair dicampur dengan serbuk kayu tadi, hal ini pernah dilakukan sampai pencampuran 10-60 % dan hasilnya setelah diuji kekuatan lem ini tidak berkurang , disamping dapat menekan jumlah limbah emisi gas formalin, juga dapat menekan dari biaya produksi kayu lapis.

Sumber: http://www.ristek.go.id/?cid=1&id=0&module=News%20News&start=20

1 komentar:

  1. salam kenal kami dari PB.MITRA SEJAHTERA .yang bergerak dalam bidang penggilingan tepung sekam dan tepung kalsium,dolomit,dll.sebagai campuran pembuatan lem plywood,dupa,briket,dempul dll,prodok kami untuk kelembutan/mesh sesuai permintaan konsumen.info lanjut hub/sms ke 08175750078

    BalasHapus

Arhy Blog. Diberdayakan oleh Blogger.