Ditulis CNN, Selasa (8/9/2009), penemuan tikus raksasa itu dicapai tim dari BBC Natural History Unit di kawah Gunung Bosavi, sebuah gunung api yang telah mati di Provinsi Dataran Tinggi Selatan.
“Ini adalah salah satu tikus terbesar di dunia. Ini benar-benar seekor tikus, jenis yang sama yang anda temukan di kota,” kata Kristofer Helgen, seorang biolog dari Smithsonian National Museum of Natural History, yang menjadi bagian dalam tim.
Pemeriksaan awal terhadap tikus, yang sementara ini disebut sebagai tikus berbulu Bosavi, menunjukkan ia termasuk jenis Mallomys, semacam pengerat dalam famili muridae yang merupakan spesies hewan pengerat terbesar.
Pada 2007, sebuah spesies yang serupa ditemukan di Pegunungan Foja di Mamberamo Basin, Papua Nugini.
Tim ilmuwan yang menemukan tikus raksasa itu terdiri dari para pakar kelelawar, burung, mamalia, dan reptil yang juga menemukan sejumlah spesies baru.
George McGavin, seorang Research Associate pada Oxford University Museum of Natural History dan Departemen Ilmu Hewan Oxford University mengatakan, sulit memastikan berapa tepatnya spesies baru yang ditemukan.
0 komentar:
Posting Komentar