
Tanaman kelapa mempunyai berbagai hasil samping yang sangat bermanfaat dan mempunyai nilai ekonomi tinggi. Seperti jok mobil, nata de coco, arang briket, anyaman dan sebagainya.
Buah kelapa terdiri dari: sabut, tempurung, daging buah, dan air kelapa; semua bagian tersebut tidak ada yang terbuang dan dapat dibuat untuk menghasilkan produk industri. Sabut kelapa antara lain dapat dimanfaatkan sebagai coir fibre, keset, sapu, jok mobil, dan matras. Daging buah dapat dipakai sebagai bahan baku untuk menghasilkan kopra, minyak kelapa, coconut cream, santan, dan kelapa parutan kering (desiccated coconut). sedangkan air kelapa dapat dipakai untuk membuat cuka, penggumpal lateks. dan nata de coco. Tempurung dapat dimanfaatkan untuk membuat charcoal, carbon aktif, arang briket, dan kerajinan tangan. Dari batang kelapa dapat dihasilkan bahan-bahan bangunan baik untuk kerangka bangunan maupun untuk dinding serta atap, dan peralatan rumah tangga (pot, mebel, dan lain-lain). Daun kelapa dapat diambil lidinya yang dapat dipakai sebagai sapu, serta barang-barang anyaman. Berikut ini akan dibahas tentang pemanfaatan hasil samping kelapa yang telah banyak dilakukan:
Sabut Kelapa
Ekstraksi Serat dengan Perendaman
Perendaman bertujuan untuk memisahkan/mengekstraksi berkas-berkas serat dari sekam yang mengikatnya dengan menggunakan aktivitas mikroorganisme. Caranya adalah dengan memasukkan sabut kelapa ke dalam kolam selama 1-3 bulan. Selama dalam peredaman ini, maka berbagai mikroorganisme akan berkembang dan sebagai hasil dari kegiatannya maka jaringan sekam yang mengikat serat terutama terdiri atas pektin perlahan-lahan akan larut dan disertai dengan timbulnya bau yang kurang sedap. Banyaknya sabut yang direndam disesuaikan dengan bak yang tersedia. Oleh karena waktu yang diperlukan terlalu lama dan dibutuhkan bak yang sangat luas, maka tara ini dianggap kurang efektif dan efisien.
Ekstraksi Serat Menggunakan Mesin
Cara ini menggunakan pemukul besi atau paku yang dipasang pada drum yang berputar cepat. Hasilnya adalah serat berbulu yang bersih. Serat yang diekstraksi akan diperoleh 40% serat berbulu dan 60% serat matras. Dari 100 gram sabut yang diekstraksi diperoleh sekam 70%, serat matras 18% dan serat berbulu 12%. Serat matras digunakan untuk bahan pengisi (jok), bahan penyaring, matras, dan sebagainya. Sedangkan serat berbulu sangat baik untuk dibuat sikat pembersih, sapu, keset, dan lainnya.
Tempurung Kelapa
Arang Briket
Tempurung merupakan bahan yang rapuh, sehingga mudah hancur selama penangannya. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam mengangkutnya, dan bahkan kesulitan dalam penggunaan tungku. Salah satu cara untuk mengatasi kesulitan ini adalah dengan membuat arang briket. Cara yang umum dilakukan adalah menggiling arang tempurung, mencapur dengan perekat, mencetak, dan bila perlu mengikatnnya.
Arang Tempurung Aktif
Potensi komersial arang tempurung terletak pada karbon aktifnya, kerena bahan ini sangat efektif untuk mencegah adanya polusi, gas beracun, gas atau uap yang tidak dikehendaki.
Cara kerja tempurung aktif ini terutama daya afinitas (daya tarik menarik)nya yang selektif terhadap substansia tertentu. Substansia ini diadsorpsi pada permukaan arang dan permukaan arang ini dapat diperluas dengan cara memperkecil ukuran partikel arang. Daya afinitas yang sefektif dari arang aktif terhadap substansia khusus ini, dapat ditunjukkan oleh kemampuannya melakukan dekolorisasi larutan gula yang keruh. Arang tempurung aktif lebih disukai dibandingkan arang aktif dari bahan lain, karena daya adsorpsinya yang tinggi dan mudah penanganannya disebabkan oleh bentuknya sebagai butiran yang keras, tidak mudah hancur menjadi bubuk.
Kayu Kelapa
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mosteiro dkk (1976) menyatakan bahwa secara alami kayu kelapa pada bagian yang lunak dan tidak diperlakukan pengawetan akan habis dimakan rayap dan busuk karena jamur setelah 1,5 tahun, sedang pada bagian yang keras berlangsung selama 2 tahun 5 bulan. Agar kayu ini dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang lama, maka perlu dilakukan pengawetan.
Air Kelapa sebagai Nata de Coco
Air kelapa yang telah disaring (12 mangkuk) → dididihkan → didinginkan → diberi starter Acetobacter xylinum 2 mangkuk, asam asetat glacial 1/2 mangkuk, dan ditambah gula 1 mangkuk → dicampur hingga merata → disimpan selama 14 hari → nata de coco mentah → dipotong-potong, dicuci sampai rasa asam hilang, ditiriskan → ditambahkan sirup gula (2 mangkuk gula, 1 mangkuk air) → di masukkan dalam botol → direbus pada air mendidih 30 menit → nata de coco siap dikemas.
Penggunaan Air Kelapa sebagai Penggumpal Lateks
a. Siapkan air kelapa
b. Tambahkan ragi 13,5% dari volume air kelapa tersebut
c. Diamkan/diperam dan ditutup supaya tidak tercampur bahan kotoran lain selama 4 hari
Untuk menggumpalkan lateks, dipergunakan 5-10 cc larutan air kelapa tersebut ke dalam setiap 1 liter lateks. Keuntungan yang diperoleh adalah penggumpalan lebih cepat dan tidak mengotori karet sepanjang penanganannya bersih.
Dari berbagai sumber
0 komentar:
Posting Komentar